SMK Ma’arif 2 Gombong Menggelar Peringatan Isra’ Mi'raj Nabi Muhammad
SAW Tahun 1435 H. Pengurus OSIS, IPNU dan IPPNU yang tergabung dalam
kepanitian, telah mengusung tema "Dengan
memperingati Isra’ Miraj Nabi Muhammad SAW Kita Tingkatkan Keimanan dan
Ketaqwaan Dengan Meneladani Akhlak Rasulullah SAW".
Pada
acara Isra' Mi'raj tersebut yang diselenggarakan di halaman sekolah dihadiri oleh bapak kepala sekolah, komite sekolah
seluruh dewan guru beserta staf karyawan dan seluruh siswa kelas X dan XI
dengan menghadirkan nara sumber Kyai Amirudin, S.Pd.I Kebonsari, Petanahan (Alumnus
STAINU Kebumen).
Sebelum
acara peringatan Isro’ Mi’roj dimulai, ada beberapa penampilan diantaranya :
Group Rebana “Sunan Hijau SMK Madu Go” pimpinan Ustadz Arif Rochman,
S.Pd.I dengan lagu perdananya “Bismillah”. Disusul penampilan Group
Hadroh Rebana dengan Shalawat Simtudduror dari santri Pondok Pesantren
An-Nahdliyah SMK Ma’arif 2 Gombong. Kemudian disusul penampilan Pidato 4
(empat) bahasa oleh Pemenang Juara I lomba pidato antar kelas pada Peringatan
Milad SMK Madu Go yang ke 20 kamis kemarin. Sebelum
pembicara memberikan tausiyahnya terlebih dahulu diawali Tilawatil Qur’an yang dibawakan oleh
Ananda Nur Faqih Imron dari kelas XI TKR 3 (Juara I Lomba Qiro’ah antar
kelas)
Pada
tausiyahnya Kyai Amirudin, S.Pd.I menjelaskan tentang peristiwa Isra Mi'raj
adalah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil
Aqsha yang sangat dramatik dan fantastik. Dalam tempo singkat, kurang dari
semalam (minal lail) tetapi Nabi berhasil menembus lapisan-lapisan spiritual
yang amat jauh bahkan hingga ke puncak (Sidratil Muntaha).
Walaupun
terjadi dalam sekejap, tetapi memori Rasulullah SAW berhasil menyalin
pengalaman spiritual yang amat padat di sana. Kalau dikumpulkan seluruh hadits
Isra Mi'raj (baik sahih maupun tidak), maka tidak cukup sehari-semalam untuk menceritakannya. Mulai dari
perjalanan horizontalnya (ke Masjidil Aqsha) sampai perjalanan vertikalnya (ke
Sidratil Muntaha). Pengalaman dan pemandangan dari langit pertama hingga langit
ketujuh dan sampai ke puncak Sidratil Muntaha.
Ada
pertanyaan yang mengusik. Mengapa Allah SWT memperjalankan hambanya di malam
hari (lailan), bukan di siang hari (naharan)? "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, yang telah Kami berkahi
sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat." (QS al-Isra [17]: 1).
Dalam
bahasa Arab kata lailah mempunyai beberapa makna. Ada makna literal berarti
malam, lawan dari siang. Ada makna alegoris (majaz) seperti gelap atau
kegelapan, kesunyian, keheningan, dan kesyahduan; serta ada makna anagogis
(spiritual) seperti kekhusyukan (khusyu'), kepasrahan (tawakkal), kedekatan
(taqarrub) kepada Allah SWT.
Dalam
syair-syair klasik Arab, Beliau kyai melantunkan dalam bentuk lagu yang
diiringi oleh Group Rebana Sunan Hijau SMK Madu Go menambah hangatnya pengajian
di siang hari ini sehingga peserta sangat antusias untuk mengikuti acara
tersebut.
Point
yang dapat kita petik dari pengajian ini adalah perintah wajib shalat lima
waktu, Shalat
merupakan sebuah kewajiban bagi umat Islam yang telah baliq, berakal, suci,
masuk waktu, dan juga perintah wajib shalat ini diistinbatkan melalui dalil
Qath’i. Shalat termasuk salah satu rukun Islam, kalau dalam sebuah pekerjaan
terdapat rukun yang tidak dikerjakan, maka pekerjaan tersebut batal, begitu pula
kalau shalat diabaikan maka Islamnya menjadi cacat.
Perjalanan
umat manusia akhir-akhir ini ada yang ganjil dengan perintah shalat, orang yang
meninggalkan shalat menjadi hal biasa mereka lalai terhadap perintah Shalat.
Berbagai alasan bagi mereka untuk mengabaikan shalat, mulai dari asyik
internet-an, games, sibuk dengan pekerjaan, pakaian tidak suci dan
alasan-alasan lainnya yang sering dijadikan sebagai alasan untuk tidak shalat.
Padahal mereka mengetahui kewajiban shalat tersebut, namun enggan untuk
melaksanakan.
Makna
dari kewajiban yaitu sesuatu yang harus dilaksanakan, dalam kondisi apapun
apabila ia meninggalkannya dengan sengaja maka ia berdosa. Bahkan orang sakit
dan musafir juga tidak luntur kewajiban Shalat. Seperti yang dijelaskan
pembicara yang dinukil dalam QS. (4:103). “Inna
sholata kanat alal mu’minina kitaban mauquta” sesungguhnya solat itu diwajibkan
atas orang-orang mukmin dengan waktu yg telah ditentukan, sudahkah kita
melaksanakan solat tanpa harus mengqodho’ nya..
Adik-adik
yang saya cintai…. seberapakah sibuk kita didunia ini sehingga mungkin saja
sering telat ataupun kurang tepat waktu dalam menjalankan sholat, Allah telah
menentukan waktu solat bagi kaum muslim dengan segala kemungkinanya, kita tidak perlu
khawatir akan terbaginya waktu kita dengan ibadah kita justru haruslah dapat
menjadikan kita lebih disiplin waktu dalam pembagian menjalankan aktifitas dan
juga beribadah pada Allah SWT (Pungkas Pak Kyai).
Pada
Pukul 11.45 WIB tepat, akhirnya Do’a
penutup dibacakan oleh beliau Bapak Kyai Amirudin, S.Pd.I, berakhir pula Pengajian
Umum dalam peringatan Isro’ Mi’roj SMK Ma’arif 2 Gombong Tahun 1435 H. Semoga
acara pada hari ini dapat meningkatkan Iman dan Taqwa kita semua kepada Allah
SWT, Amiin ya Rabbal’alaamin.
akhirnya teriring do'a :
الّلهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ
شَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab
dan Sya’ban ini, dan sampaikanlah umur kami bertemu Ramadhan.”
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuhu
Kontributor : Saifudin Madu Go