.::Assalamu'alaikum, Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran 2015/2016 SMK Ma’arif 2 Gombong, telah siap menerima calon peserta didik baru untuk 3 (tiga) jurusan yaitu: Teknik Elektro (Teknik Audio Video), Teknik Otomotif (Teknik Kendaraan Ringan) dan Teknik Pendingin dan Tata Udara. Buruan, daftarkan diri Anda segera !! hanya di SMK Ma’arif 2 Gombong::..
"Hadir dan Ikuti Pengajian dalam Peringatan Isro' Mi'roj Nabi Muhammad SAW Tahun 1436 H SMK Ma'arif 2 Gombong pada acara tersebut yang akan dilaksanakan pada : Hari Jum’at, 15 Mei 2015 Pukul 07.00 s.d. selesai bertempat di Masjid Nuurul Muhajirin Wanalela, Kemukus Gombong pembicara: K.H Ghufron dari Karangsari, Kebumen

Sabtu, 26 Juli 2014

Ucapan Lebaran

Segenap Keluarga Besar SMK Ma'arif 2 Gombong, Mengucapkan : 
"SELAMAT IDUL FITRI" 1 Syawal 1435 H 
Taqobbalallahu minna waminkum, shiyamana wa shiyamakum 
Minal 'Aidin wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir & Bathin.




Sabtu, 19 Juli 2014

"KEUTAMAAN 10 TERAKHIR RAMADHAN DAN LAILATUL QADAR"

Segala puji hanya bagi Allah, yang telah menyampaikan kita dipenghujung 10 hari kedua bulan Ramadhan. Sebentar lagi kita akan memasuki 10 ketiga atau terakhir bulan Ramadhan. Hari-hari yang memiliki kelebihan dibanding lainnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada 10 terakhir Ramadhan ini meningkat amaliah ibadah beliau yang tidak beliau lakukan pada hari-hari lainnya.


Ummul Mu`minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada 10 terakhir Ramadhan :

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر - أي العشر الأخير من رمضان - شد مئزره، وأحيا ليله، وأيقظ أهله . متفق عليه

“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki 10 terakhir Ramadhan, beliau mengencangkan tali sarungnya (yakni meningkat amaliah ibadah beliau), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-istrinya.” Muttafaqun ‘alaihi

Keutamaan 10 Terakhir bulan Ramadhan :
Pertama : 
Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serius dalam melakukan amaliah ibadah lebih banyak dibanding hari-hari lainnya. Keseriusan dan peningkatan ibadah di sini tidak terbatas pada satu jenis ibadah tertentu saja, namun meliputi semua jenis ibadah baik shalat, tilawatul qur`an, dzikir, shadaqah, dll.

Kedua : 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membangunkan istri-istri beliau agar mereka juga berjaga untuk melakukan shalat, dzikir, dan lainnya. Hal ini karena semangat besar beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam agar keluarganya juga dapat meraih keuntungan besar pada waktu-waktu utama tersebut. Sesungguhnya itu merupakan ghanimah yang tidak sepantasnya bagi seorang mukmin berakal untuk melewatkannya begitu saja.

Ketiga : 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada 10 Terakhir ini, demi beliau memutuskan diri dari berbagai aktivitas keduniaan, untuk beliau konstrasi ibadah dan merasakan lezatnya ibadah tersebut.

Keempat : 
Pada malam-malam 10 Terakhir inilah sangat besar kemungkinan salah satu di antaranya adalah malam Lailatur Qadar. Suatu malam penuh barakah yang lebih baik daripada seribu bulan.

Keutamaan Lailatul Qadr

Di antara nikmat dan karunia Allah subhanahu wa ta’ala terhadap umat Islam, dianugerahkannya kepada mereka satu malam yang mulia dan mempunyai banyak keutamaan. Suatu keutamaan yang tidak pernah didapati pada malam-malam selainnya. Tahukah anda, malam apakah itu? Dia adalah malam “Lailatul Qadr”. Suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana firman Allah :

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ * وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ * لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ * تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ * سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ *

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadr). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan (Lailatul Qadr) itu? Malam kemuliaan itu (Lailatul Qadr) lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar”. (Al-Qadr: 1-5)

Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata: “Bahwasanya (pahala) amalan pada malam yang barakah itu setara dengan pahala amalan yang dikerjakan selama 1000 bulan yang tidak ada padanya Lailatul Qadr. 1000 bulan itu sama dengan 83 tahun lebih. Itulah di antara keutamaan malam yang mulia tersebut. Maka dari itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berusaha untuk meraihnya, dan beliau bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِإِيْمَاناًوَاحْتِسَاباً،غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمُ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr atas dorongan iman dan mengharap balasan (dari Allah), diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”. (H.R Al Bukhari no.1768, An Nasa’i no. 2164, Ahmad no. 8222)

Demikian pula Allah subhanahu wa ta’ala beritakan bahwa pada malam tersebut para malaikat dan malaikat Jibril turun. Hal ini menunjukkan betapa mulia dan pentingnya malam tersebut, karena tidaklah para malaikat itu turun kecuali karena perkara yang besar. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala mensifati malam tersebut dengan firman-Nya:

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar

Allah subhanahu wa ta’ala mensifati bahwa di malam itu penuh kesejahteraan, dan ini merupakan bukti tentang kemuliaan, kebaikan, dan barakahnya. Barangsiapa terhalangi dari kebaikan yang ada padanya, maka ia telah terhalangi dari kebaikan yang besar”. (Fatawa Ramadhan, hal. 848)

Wahai hamba-hamba Allah, adakah hati yang tergugah untuk menghidupkan malam tersebut dengan ibadah …?!, adakah hati yang terketuk untuk meraih malam yang lebih baik dari 1000 bulan ini …?! Betapa meruginya orang-orang yang menghabiskan malamnya dengan perbuatan yang sia-sia, apalagi dengan kemaksiatan kepada Allah.

Mengapa Disebut Malam “Lailatul Qadr”?

Para ulama menyebutkan beberapa sebab penamaan Lailatul Qadr, di antaranya:

1. Pada malam tersebut Allah subhanahu wa ta’ala menetapkan secara rinci takdir segala sesuatu selama 1 tahun (dari Lailatul Qadr tahun tersebut hingga Lailatul Qadr tahun yang akan datang), sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala :

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ * فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ * [الدخان/3، 4]

“Sesungguhnya Kami telah menurukan Al-Qur`an pada malam penuh barakah (yakni Lailatul Qadr). Pada malam itu dirinci segala urusan (takdir) yang penuh hikmah”. (Ad Dukhan: 4)

2. Karena besarnya kedudukan dan kemuliaan malam tersebut di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.

3. Ketaatan pada malam tersebut mempunyai kedudukan yang besar dan pahala yang banyak lagi mengalir. (Tafsir Ath-Thabari IV/200)

Kapan Terjadinya Lailatul Qadr?

Malam “Lailatul Qadr” terjadi pada bulan Ramadhan.

Pada tanggal berapakah? Dia terjadi pada salah satu dari malam-malam ganjil 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِفِي الْوِتْرِمِنَ الْعَشْرِالْأَوَاخِرِمِنْ رَمَضَانَ

“Carilah Lailatul Qadr itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan)”. (H.R Al Bukhari no. 1878)

Lailatul Qadr terjadi pada setiap tahun. Ia berpindah-pindah di antara malam-malam ganjil 10 hari terakhir (bulan Ramadhan) tersebut sesuai dengan kehendak Allah Yang Maha Kuasa.

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah berkata: “Sesungguhnya Lailatul Qadr itu (dapat) berpindah-pindah. Terkadang terjadi pada malam ke-27, dan terkadang terjadi pada malam selainnya, sebagaimana terdapat dalam hadits-hadits yang banyak jumlahnya tentang masalah ini. Sungguh telah diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Bahwa beliau pada suatu tahun diperlihatkan Lailatul Qadr, dan ternyata ia terjadi pada malam ke-21″. (Fatawa Ramadhan, hal.855)

Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz dan Asy-Syaikh ‘Abdullah bin Qu’ud rahimahumallahu berkata: “Adapun pengkhususan (memastikan) malam tertentu dari bulan Ramadhan sebagai Lailatul Qadr, maka butuh terhadap dalil. Akan tetapi pada malam-malam ganjil dari 10 hari terakhir Ramadhan itulah dimungkinkan terjadinya Lailatul Qadr, dan lebih dimungkinkan lagi terjadi pada malam ke-27 karena telah ada hadits-hadits yang menunjukkannya”. (Fatawa Ramadhan, hal.856)

Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan shahabat Mu’awiyah bin Abi Sufyan :

عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ إِذَا قَالَ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ: لَيْلَةُ سَبْع وَعِشْرِيْنَ

Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya apabila beliau menjelaskan tentang Lailatul Qadr maka beliau mengatakan : “(Dia adalah) Malam ke-27″. (H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud dan Asy-Syaikh Muqbil dalam Shahih Al-Musnad)

Kemungkinan paling besar adalah pada malam ke-27 Ramadhan. Hal ini didukung penegasan shahabat Ubay bin Ka’b radhiyallahu ‘anhu :

عن أبي بن كعب قال : قال أبي في ليلة القدر : والله إني لأعلمها وأكثر علمي هي الليلة التي أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم بقيامها هي ليلة سبع وعشرين

Demi Allah, sungguh aku mengetahui malam (Lailatul Qadr) tersebut. Puncak ilmuku bahwa malam tersebut adalah malam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk menegakkan shalat padanya, yaitu malam ke-27. (HR. Muslim)

Tanda-tanda Lailatul Qadr

Pagi harinya matahari terbit dalam keadaan tidak menyilaukan, seperti halnya bejana (yang terbuat dari kuningan). (H.R Muslim)

Lailatul Qadr adalah malam yang tenang dan sejuk (tidak panas dan tidak dingin) serta sinar matahari di pagi harinya tidak menyilaukan. (H.R Ibnu Khuzaimah dan Al Bazzar)

Dengan Apakah Menghidupkan 10 Terakhir Ramadhan dan Lailatul Qadr?

Asy-Syaikh ‘Abdul Aziz bin Baz dan Asy Syaikh Abdullah bin Qu’ud rahimahumallahu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih bersungguh-sungguh beribadah pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan untuk mengerjakan shalat (malam), membaca Al-Qur’an, dan berdo’a daripada malam-malam selainnya”. (Fatawa Ramadhan, hal.856)

Demikianlah hendaknya seorang muslim/muslimah … Menghidupkan malam-malamnya pada 10 Terakhir di bulan Ramadhan dengan meningkatkan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala; shalat tarawih dengan penuh iman dan harapan pahala dari Allah I semata, membaca Al-Qur’an dengan berusaha memahami maknanya, membaca buku-buku yang bermanfaat, dan bersungguh-sungguh dalam berdo’a serta memperbanyak dzikrullah.

Di antara bacaan do’a atau dzikir yang paling afdhal untuk dibaca pada malam (yang diperkirakan sebagai Lailatul Qadr) adalah sebagaimana yang ditanyakan Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah jika aku mendapati Lailatul Qadr, do’a apakah yang aku baca pada malam tersebut?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Bacalah:

اللهم إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

“Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pemberi Maaf, Engkau suka pemberian maaf, maka maafkanlah aku”. (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Maka hendaknya pada malam tersebut memperbanyak do’a, dzikir, dan istighfar.

Apakah pahala Lailatul Qadr dapat diraih oleh seseorang yang tidak mengetahuinya?

Ada dua pendapat dalam masalah ini:

Pendapat Pertama: 
Bahwa pahala tersebut khusus bagi yang mengetahuinya.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Ini adalah pendapat kebanyakan para ulama. Yang menunjukkan hal ini adalah riwayat yang terdapat pada Shahih Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dengan lafazh:

مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِفَيُوَافِقُهَا

“Barangsiapa yang menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr dan menepatinya.”

{kalimat فيوافقها di sini diartikan: mengetahuinya (bahwa itu Lailatul Qadr), pen-}

Menurut pandanganku pendapat inilah yang benar, walaupun aku tidak mengingkari adanya pahala yang tercurahkan kepada seseorang yang mendirikan shalat pada malam Lailatul Qadr dalam rangka mencari Lailatul Qadr dalam keadaan ia tidak mengetahui bahwa itu adalah malam Lailatul Qadr”.

Pendapat Kedua: 
Didapatkannya pahala (yang dijanjikan) tersebut walaupun dalam keadaan tidak mengetahuinya. Ini merupakan pendapat Ath-Thabari, Al-Muhallab, Ibnul ‘Arabi, dan sejumlah dari ulama.

Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah merajihkan pendapat ini, sebagaimana yang beliau sebutkan dalam kitabnya Asy-Syarhul Mumti’:

“Adapun pendapat sebagian ulama bahwa tidak didapatinya pahala Lailatul Qadr kecuali bagi yang mengetahuinya, maka itu adalah pendapat yang lemah karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِإِيْمَاناًوَاحْتِسَاباً،غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr dalam keadaan iman dan mengharap balasan dari Allah I, diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”. (H.R Al Bukhari no.1768, An Nasa’i no. 2164, Ahmad no. 8222)

Rasulullah tidak mengatakan: “Dalam keadaan mengetahui Lailatul Qadr”. Jika hal itu merupakan syarat untuk mendapatkan pahala tersebut, niscaya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan pada umatnya. Adapun pendalilan mereka dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِفَيُوَافِقُهَا

“Barangsiapa yang menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr dan menepatinya.”

Maka makna فيوافقها di sini adalah: bertepatan dengan terjadinya Lailatul Qadr tersebut, walaupun ia tidak mengetahuinya”.

Semoga anugerah Lailatul Qadr ini dapat kita raih bersama, sehingga mendapatkan keutamaan pahala yang setara (bahkan) melebihi amalan 1000 bulan. Amiin Ya Rabbal ‘Alamin.

SMK Ma’arif 2 Gombong mengadakan acara Buka Bersama dan Tarchim



Gombong (Sabtu, 19/07/2014) SMK Ma’arif 2 Gombong mengadakan acara Buka Bersama dan Tarchim Keluarga Besar SMK Ma’arif 2 Gombong.
Acara diawali dengan Tadarus bersama yang bertempat di Mushola SMK Ma’arif 2 Gombong yang baru saja direhab beberapa minggu yang lalu.
Setelah membatalkan puasa dengan hidangan segar siswa dan bapak ibu guru menjalankan shalat Maghrib berjamah. Dilanjutkan acara makan bersama yang dilangsungkan diruang Aula Pertemuan SMK Ma’arif 2 Gombong Gedung Barat.
Pada malam harinya, setelah shalat isya dan shalat sunnah terawih berjamaah, selanjutnya diadakan acara Tarhim yang merupakan agenda rutin setiap Bulan Ramadhan.

Dalam acara tersebut hadir Ketua PC NU Kabupaten Kebumen, Ketua PC LPM NU Kabupaten Kebumen beserta Sekretarisnya, Ketua Rois Syuriah MWC NU Kecamatan Gombong beserta anggotanya, Komite SMK Ma’arif 2 Gombong, Direktur BMT NU Sejahtera KC Gombong beserta staffnya, Kepala Sekolah beserta dewan Guru dan Karyawan, Pengurus OSIS dan DKA, serta Mahasiswa PPL dari Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Dalam sambutannya Kepala SMK Ma’arif 2 Gombong Ngadino, S.Kom menyampaikan beberapa laporan diantaranya laporan Kegiatan Belajar Mengajar Tahun Pelajaran 2013/2014 bahwa KBM tahun kemarin berjalan lancar dan menghasilkan kelulusan 100% dibarengi dengan sekian banyak prestasi di tahun tersebut sebanyak 22 Piala Prestasi yang dicapainya.

“Pada tahun pelajaran 2014/2015 kali ini SMK Ma’arif 2 Gombong masih mendapatkan amanah / kepercayaan dari masyarakat dengan masuknya peserta didik sebanyak 364 siswa yang dibagi menjadi 9 rombel dengan perincian 1 kelas TAV, 2 kelas TP-TU dan 6 kelas TKR.” Imbuh Ngadino.

“Amaliyah Kegiatan Bulan Ramadhan di SMK Ma’arif 2 Gombong berjalan lancar mulai dari Tadarus Al-Qur’an setiap hari awal pelajaran, Penerimaan Zakat Fitrah yang mendapat 766 bungkus dan sudah terdistribusikan ke yang berhak mendapatkan sore tadi yang ditangani pengurus OSIS dan Dewan Kerja Ambalan. Kegiatan dilanjutkan buka bersama dan tarchim yang pada malam hari ini kita laksanakan.”

Rangkaian kegiatan selanjutnya adalah Silaturrahim Keluarga besar SMK Ma’arif 2 Gombong yang insya Allah akan dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2014 di kediaman Bp. Drs. Tri Wahyono Desa Patemon, Gombong. Harapan kami semua yang hadir disini dapat mengikuti acara silaturrahim besok, Pungkas. Ngadino

Sementara itu Ketua PC LPM NU Kabupaten Kebumen Dr. Imam Satibi, M.Pd.I menyampaikan ucapan terima kasih kepada SMK Ma’arif 2 Gombong yang telah menyelenggarakan berbagai kegiatan positif yang menghadirkan jaringan sekolah Ma’arif dan stick holder kecamatan Gombong dan sekitarnya sehingga dapat mengeratkan tali silaturrahim.

Beliau juga menyampaikan rasa keprihatinan atas peristiwa yang menimpa warga Palestina, kejadian ini menjadi pelajaran kita bersama.

“Bahwa Islam rahmatan lil ‘alamin justru lebih berkembang di Indonesia karena sikap warga Nahdliyyin yang sudah terbiasa bertoleransi dalam menyikapi perbedaan idiologi maupun agama. Harapan kami pendidikan Ma’arif dapat memberikan kontribusi terhadap bangsa ini, sehingga perdamaian dapat terus dijaga dan terus ada di bumi pertiwi yang kita cintai ini”. Pungkas Imam.

Pada acara inti, Tausyiah yang disampaikan oleh Ketua PC NU Kabupaten Kebumen Drs. K.H. Masykur Rozaq, menyampaikan tentang pentingnya pembentengan generasi muda tentang idiologi dan amaliyah nahdlatul ‘ulama.

Karena pada intinya nanti yang akan melanjutkan dan menjaga keutuhan bangsa ini adalah kader-kader muda. Untuk itu para pemuda hendaknya memiliki sikap toleransi yang tinggi serta jiwa semangat yang kuat. Pungkas Kyai.

Kontributor : Saifudin Madu Go

Rabu, 16 Juli 2014

Pengajian dalam Peringatan Nuzulul Qur’an SMK Ma’arif 2 Gombong

Gombong, Selasa kemarin (15/07/2014) SMK Ma’arif 2 Gombong Menggelar Pengajian dalam rangka Peringatan Nuzulul Qur’an Tahun 1435 H yang diselenggarakan di Masjid Nuurul Muhajirin Wanalela, Kemukus Gombong. Pengurus OSIS, IPNU dan IPPNU yang tergabung dalam kepanitiaan mengusung tema "Jadikanlah Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup”.

Pada acara Peringatan Nuzulul Qur’an Tahun 1435 H tersebut telah hadir bapak kepala sekolah, ketua komite sekolah seluruh dewan guru beserta staf karyawan dan seluruh siswa kelas X, XII dan XII dengan menghadirkan nara sumber Kyai Fatachul Chusen, S.Pd.I Penyuluh Bimroh dari Kankemenag Kabupaten Kebumen.

Sebelum acara Peringatan Nuzulul Qur’an Tahun 1435 H dimulai, ada beberapa penampilan dari Group Hadroh dengan Shalawat Simtudduror dari santri Pondok Pesantren An-Nahdliyah 2, SMK Ma’arif 2 Gombong.

Pada kegiatan tersebut panitia dari Mopdik (Masa Orientasi Peserta Didik) Baru Tahun Pelajaran 2014/2015 mengundang Pihak Kepolisian untuk mengisi Materi tentang Penyuluhan Bahaya Narkoba. Pada kesempatan itu, hadir Bapak Suhadi dari Polsek Gombong. Beliau memaparkan materi tentang Bahaya Narkoba dan memberikan beberapa motivasi kepada peserta didik baru.

Tepat pukul 08.45 Wib acara dibuka dengan bacaan umul kitab, kemudian di Tilawatil Qur’an yang dibawakan oleh Ustadz Fauzi Mahmud.

Pada tausiyahnya Kyai Fatachul Chusen, S.Pd.I menjelaskan pertama tentang Pentingnya mensyukuri Nikmat Allah SWT. Mensyukuri nikmat Allah SWT adalah suatu bentuk perwujudan rasa berterima kasih kepada Allah SWT dengan cara mengingat dan menyebut nikmat dan mengagungkan asma Allah. Nikmat Allah yang diberikan kepada manusia sangat banyak dan tidak ternilai harganya, baik nikmat yang bersifat jasmani dan rohani.

sehingga kalau kita hitung tidak mungkin sanggup untuk menghitungnya seperti yang dijelaskan dalam (QS. Ibrahim : 34) ”Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya tidaklah dapat kamu menghitungnya”. Tegas Kyai.

pada inti pengajian dijelaskan, ummat Islam yang membaca Al-Qur’an walaupun berbata-bata akan mendapat pahala, terlebih jika membacanya tartil. Ditegaskan, Al-Qur’an mengandung banyak hikmah selain itu Al-Qur’an juga dapat dijadikan obat pelipur bagi hati yang sedang gundah gulana.

Betapa nikmatnya membaca Al-Qur’an, tapi ternyata masih banyak ummat Islam yang enggan membaca dan memperdalam apa yang dipesankan dalam Al-Qur’an sebagai pedoman / buku petunjuk untuk hidup di dunia dan akherat kelak. “Ayoooo membaca mumpung masih muda, masih sehat, mari galakkan gemar membaca Al-Qur’an”. pesan kyai diakhir acara yang dibarengi dengan doa bersama untuk warga Palestina.

Kontributor : Saifudin Madu Go 

Gallery Foto Kegiatan Pengajian dalam Peringatan Nuzulul Qur’an SMK Ma’arif 2 Gombong :